Diberdayakan oleh Blogger.

Kamis, 04 Juni 2015

Ungu : Warna Janda Ataukah Cinta?

                 
 

Warna adalah spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya sempurna. Menurut sebuah spekulasi dimensi di dunia, warna itu jumlahnya kira-kira 16 juta (karena penggabungan dari warna primer, sekunder, tersier, monokrom, dan lain-lain). Dari jutaan pesona mahakarya Tuhan tersebut, Ungu adalah warna yang kurang mendapatkan tempat di hati sebagian atau mungkin kebanyakan orang. Paradigma yang berkembang telah memosisikan ungu identik dengan janda. Dimana seorang wanita yang menyukai benda berwarna ungu langsung dilabeli sebagai seorang janda. Begitupun sebaliknya, para janda dianggap sebagai orang yang pasti menyukai warna ungu. Padahal, korelasi keduanya bukanlah suatu ilmu pasti dalam hukum alam.     Entah sejak kapan dan bagaimana penganalogian ini mulai diwariskan, sehingga semua orang menganggap hal ini sebagai cerita turun-temurun.


 Warna merupakan pertimbangan emosional, karena variasi warna dapat menyebabkan emosi yang berbeda pada tiap orang. Lantas apakah kita bisa langsung menyimpulkan bahwa pernyataan tersebut merupakan bukti autentik yang mendukung  bahwa ungu merupakan bentuk ekspresi perasaan para janda?
             

 Hal negatif yang tercermin dari warna ungu adalah kegaiban dan kemurungan. Mungkin karena hal-hal negatif tersebutlah yang menyebabkan warna ungu diidentikan dengan janda. Dimana pengertian Janda yang beredar di masyarakat itu memang telah lama dicitrakan negatif bahkan dianggap rendah. Pengertian dan opini yang terbentuk di masyarakat ini khususnya ditujukan bagi para janda cerai. Padahal, wanita yang sudah bercerai dari suaminya lebih banyak memakai nuansa warna merah menyala sebagai simbol kebebasan diri, kemarahan dan sensualitas. Lantas apakah kita dapat langsung mematahkan premis sebelumnya dan menyimpulkan bahwa warna janda adalah merah bukan ungu? Mungkin benar jikalau sebagian janda menyukai warna ungu, tetapi apakah kita dapat langsung menggeneralisirnya dan mengidentikannya. Tentu saja tidak. Kita tidak dapat menyeragamkan ataupun mengklasifikasikan umur, status sosial, pekerjaan dan jenis kelamin kedalam warna-warna tertentu. Setiap orang pasti memiliki sudut pandang berbeda dalam memaknai hakikat sebuah warna. Mungkin ada sebagian orang yang memandang ungu sebagai warna yang menjijikkan. Tetapi, sebagian orang lain mungkin memiliki pandangan yang sangat bertolak belakang. Mereka bahkan menganggap ungu bukan lagi sebuah warna melainkan jati diri dan identitas. Seperti dijelaskan di atas, di dunia ini terdapat jutaan warna berbeda, begitupun karakter manusia. Warna hanyalah masalah karakter, pilihan dan panggilan jiwa. Bukan status.


Ungu yang dalam bahasa latin Purpura, Bahasa Italia Porpora (nama pena ane...ceileh) dan Bahasa German Lila ini memiliki makna filosofis yang teramat mendalam. Menurut psikolog, warna ungu mempunyai efek tenang dan menyejukkan. Seringkali warna ungu dikaitkan dengan kesan yang berhubungan tentang wawasan yang luas, martabat, kehormatan, intuisi, dan sejahtera bahkan kesan anggun. Pengaruh warna ini dapat menginspirasikan pikiran dan membuat hati lebih tenang. Yang unik, warna ungu sangat cocok untuk Anda yang sedang menjalani program diet karena mampu mengurangi rasa lapar. Warna ungu juga cocok untuk mengontrol rasa marah dan bisa meringankan suasana hati.
Tidak hanya bisa dilihat melalui psikologi, melalui bahasa alam pun, ungu mampu melukiskan apa itu hakikat cinta. Dari kacamata dan sudut pandang lain, tidak berlebihan nampaknya jika kita menyejajarkannya dengan “Merah muda”. Ya, merah muda, sebuah warna yang identik dengan cinta. Kita ambil contoh pelangi, darinya kita dapat mengilhami jejak-jejak cinta yang tertafsirkan bukan lewat kata.


Urutan warna dari panjang gelombang panjang ke pendek adalah merah-jingga-kuning-hijau-biru-nila-ungu. Ungu merupakan warna pelangi yang biasa disebut terakhir, bukan pertama. Di salah satu ujung pelangi, ungu memiliki panjang gelombang terpendek dan merah di ujung lainnya memiliki panjang gelombang terpanjang. Jika dianalogikan ungu adalah cinta.  Kita dapat mengenal hakikat cinta, “Meskipun kita menjadi orang terakhir dan bukan pertama dalam hidup seseorang. Meskipun ia telah menjalin hubungan teramat lama dengan yang lain, sedangkan kita baru mengenalnya dalam jangka waktu terpendek. Jika memang jodoh, pasti ada 1001 cara Tuhan untuk mempersatukannya. Selalu ada kesempatan untuk mewarnai dan melengkapi hidup seseorang yang kita cintai. Jadilah warna ungu dalam pelangi yang dengan perbedaannya mampu melengkapi.” 


Usai menelaah  filosofi pelangi, masihkah kita mendoktrin bahwa ungu identik dengan status kesendirian? Ataukah sudah mengenal hakikat cinta? Sssssstttt, diam ! Bukankah warna ungu dalam pelangi tak pernah memuntahkan kata? 
(tulisan ini dibuat just for fun :) )
 Sumber referensi :
 http://id.wikipedia.org/wiki/Warna
http://amstrong.heck.in/total-jumlah-warna-di-dunia.xhtml
https://dharmaditya.wordpress.com

0 komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

liukan pelangi

Wavy Tail

Blogroll

About