Warna adalah spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya sempurna. Menurut sebuah spekulasi dimensi di dunia, warna itu jumlahnya kira-kira 16 juta (karena penggabungan dari warna primer, sekunder, tersier, monokrom, dan lain-lain). Dari jutaan pesona mahakarya Tuhan tersebut, Ungu adalah warna yang kurang mendapatkan tempat di hati sebagian atau mungkin kebanyakan orang. Paradigma yang berkembang telah memosisikan ungu identik dengan janda. Dimana seorang wanita yang menyukai benda berwarna ungu langsung dilabeli sebagai seorang janda. Begitupun sebaliknya, para janda dianggap sebagai orang yang pasti menyukai warna ungu. Padahal, korelasi keduanya bukanlah suatu ilmu pasti dalam hukum alam. Entah sejak kapan dan bagaimana penganalogian ini mulai diwariskan, sehingga semua orang menganggap hal ini sebagai cerita turun-temurun.
Warna merupakan pertimbangan emosional, karena
variasi warna dapat menyebabkan emosi yang berbeda pada tiap orang. Lantas
apakah kita bisa langsung menyimpulkan bahwa pernyataan tersebut merupakan
bukti autentik yang mendukung bahwa ungu merupakan bentuk ekspresi
perasaan para janda?
Ungu yang dalam bahasa latin Purpura, Bahasa Italia Porpora
(nama pena ane...ceileh) dan Bahasa German Lila ini memiliki makna filosofis
yang teramat mendalam. Menurut psikolog, warna
ungu mempunyai efek tenang dan menyejukkan. Seringkali warna ungu dikaitkan
dengan kesan yang berhubungan tentang wawasan yang luas, martabat, kehormatan,
intuisi, dan sejahtera bahkan kesan anggun. Pengaruh warna ini dapat
menginspirasikan pikiran dan membuat hati lebih tenang. Yang unik, warna ungu
sangat cocok untuk Anda yang sedang menjalani program diet karena mampu
mengurangi rasa lapar. Warna ungu juga cocok untuk mengontrol rasa marah dan
bisa meringankan suasana hati.
Tidak hanya bisa dilihat melalui psikologi, melalui bahasa
alam pun, ungu mampu melukiskan apa itu hakikat cinta. Dari kacamata dan sudut
pandang lain, tidak berlebihan nampaknya jika kita menyejajarkannya dengan
“Merah muda”. Ya, merah muda, sebuah warna yang identik dengan cinta. Kita
ambil contoh pelangi, darinya kita dapat mengilhami jejak-jejak cinta yang tertafsirkan bukan lewat kata.
Urutan warna dari panjang gelombang panjang ke pendek adalah
merah-jingga-kuning-hijau-biru-nila-ungu. Ungu merupakan warna pelangi yang biasa
disebut terakhir, bukan pertama. Di salah satu ujung pelangi, ungu memiliki
panjang gelombang terpendek dan merah di ujung lainnya memiliki panjang
gelombang terpanjang. Jika dianalogikan ungu adalah cinta. Kita dapat
mengenal hakikat cinta, “Meskipun kita menjadi orang terakhir dan bukan pertama
dalam hidup seseorang. Meskipun ia telah menjalin hubungan teramat lama dengan
yang lain, sedangkan kita baru mengenalnya dalam jangka waktu terpendek. Jika memang jodoh, pasti ada 1001 cara Tuhan untuk mempersatukannya. Selalu ada
kesempatan untuk mewarnai dan melengkapi hidup seseorang yang kita cintai.
Jadilah warna ungu dalam pelangi yang dengan perbedaannya mampu melengkapi.”
Usai menelaah filosofi pelangi, masihkah kita mendoktrin
bahwa ungu identik dengan status kesendirian? Ataukah sudah mengenal hakikat
cinta? Sssssstttt, diam ! Bukankah warna ungu dalam pelangi tak pernah memuntahkan kata?
(tulisan ini dibuat just for fun :) )
Sumber referensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Warna
https://dharmaditya.wordpress.com
0 komentar:
Posting Komentar