Diberdayakan oleh Blogger.

Kamis, 28 Mei 2015

Air tak Membenci Perahu


Air…
Sampai kapan kau bersandiwara?
Menipu mata tak berdosa
Kau pasang topeng bermuka ganda
Kau sembunyikan keruh dalam kejernihan
Kau hadirkan arus dalam ketenangan
Hanya demi perahu kecil nan usang

Perahu,
 Perahu  kecil pencari  tepi
Ia terapung, berlayar
Terombang- ambing tanpa arah
Selatan,utara, timur, barat
kemanapun, air  tetap mengalir
Menemani derap langkah tertatih
Sang perahu pujaan


 sang waktu pun  meronta, menyerah
Tercederai kisah tak bertitik
Entahlah,
kisah air bermuka dua atau perahu  berhati dua?

Saat kata ‘tepi’ tak lagi angan 
Perahu pun berlabuh
Ia dipuja bak dewi  titisan nirwana
 Perahu kosong tak lagi hampa
Ikan, sayur, buah
pengisi spasi ruang tak terjamah
Jemari-jemari asing membelai syahdu
Sebelum air nyata menggenggam
sampah jatuh tak tertahan
Memudar lah warna yang tlah pudar
Itukah balasmu perahu?


Perahu….
Kau  benar-benar  mati
Hatimu mati ! gelap
Kau lalai, kau jahanam
Saat air keruh kau pergi
Saat air surut kau menjauh
Kau lupa perahu, kau lupa
Siapa yang  buatmu beralayar?
Siapa penopangmu hingga ke tepi?

Miris, perahu…perahu…
Saat pelabuhan kembali riuh
Perahu-perahu liar lekas menyapa
Kau hanya perahu kecil tak bercahaya
Kata ‘sendiri’  kembali meringis

Kemana tempat kau kembali perahu?
Air, ya air
Air tak pernah membenci perahu
Mesti ia yang buatnya keruh
Air tak pernah mencaci perahu,
Mesti ia yang buatnya surut.

 Kisah klasik Perahu dan air
Entah indah atau hina?
Bak kisah kau dan aku
Entah panutan atau cacian?
Perahu..perahu…air…air..
Kisah kita sama…senada…
Aku yang tak pernah membenci
 mesti kau yang buatku terluka
Cinta itu sederhana dalam makna
mesti tak  terapung sempurna dalam hatimu
Tak tenggelam cukup bagiku,
Aku bahagia J







0 komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

liukan pelangi

Wavy Tail

Blogroll

About