Diberdayakan oleh Blogger.

Rabu, 08 Juni 2016

Aku Tertampar

Kau tahu rasanya tertampar? Bukan karena tangan yang keras, tapi karena hembusan angin yang lemah. Dan ini yang sedang aku rasakan. Tertampar bukan secara fisik, tapi jiwa.

Aku benar-benar tertampar. Orang bilang ITB = Institut Terbaik Bangsa. Ah, tapi maaf, aku bukan salah satu   putri terbaik bangsa seperti orang gadang-gadangkan. Sekali lagi, aku tertampar. Aku benar-benar tertampar oleh para peserta "Essay Competition and IoT Innovation Challange 2016". Bagaimana mungkin, seorang mahasiswi yang diberi kesempatan emas untuk menuntut di Institut (yang katanya) terbaik bangsa ini hanyalah seorang penonton yang terus-terusan bertepuk tangan. 

Lomba tersebut menamparku dalam dua masa sekaligus. Masa lalu, dan masa sekarang.  Dimasa lalu aku tertampar, tentang diri yang dulu tak pernah mau mencoba. Sekali lagi, aku malu. Malu dengan anak-anak SMA peserta Essai IoT 2016. Bagaimana tidak, diantara mereka banyak anak-anak daerah yang tidak memiliki laptop, bela-belain ke warnet hingga tengah malam untuk mengikuti kompetisi tersebut. Ah, aku? boro-boro keluar malam. Tinggal duduk manis diatas kasur sambil ngemil dan laptop di depan mata saj aku "malas".

Oke, sejenak lupakan masa lalu. Ah, apa gunanya? bukankah masa sekrangku tak lebih baik dari masa lalu? Aku maish saja menjadi seseorang yang hobby bertepuk tangan, tanpa mau berusaha untuk menjadi seseorang yang berdiri ditepuk tanganin. Dan ketika aku melihat daftar peserta yang notabene (maaf) banyak dari nama-nama universitas yang baru aku dengar, aku jadi berpikir. "Harusnya mereka yang ada diposisiku, menimba ilmu di Institut ini." Sekali lagi, aku pikir mereka lebih pantas disebut putra-putri terbaik bangsa.  

Payah ! Sudah kuliah tiga tahun tapi aku masih belum melakukan apa-apa. Tujuan hidup nggak jelas, cita-cita nggak jelas, passion nggak jelas. Semua serba tidak jelas. Prestasi nonakademik  tiada, prestasi akademik apalagi (nggak usah ditanya). Satu lagi, pacar juga nggak ada. *ups.

 Wahai diri, mahasiswi tingkat akhir yang waktu mahasiswinya tinggal sebentar lagi (semoga) coba renungkan dan jawab ini :
"Kalau kamu tahu dirimu masih saja menjasi ulat, belum kupu-kupu atau bahkan beranjak ke fase kepompong pun belum mampu. Terus kamu mau apa? Tetap saja diam dan biarkan waktu membunuhmu tanpa pencapaian apapun? Ingat, semua ada ditanganmu. Mau terus diam atau berani keluar dari cangkang?"


 

Blogger news

liukan pelangi

Wavy Tail

Blogroll

About